Pages

Monday, December 31, 2012

Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah



Dalam menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai faktor yang harus diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Berikut ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah karangan ilmiah :

A. Pemilihan Topik
Pemilihan topik yang tepat, akan menunjukan tingkat cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya, akan mempengaruhi minat pembaca apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak untuk dibaca.

B. Pembahasan Topik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik :
  •      menampilkan informasi latar belakang,
  •      menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,
  •      memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
  •      menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,
  •      menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak memuaskan,
  •      membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi).
  •      memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
C. Pemilihan Judul
Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:

  • Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
  • Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
  • Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable-nya.
  • Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
  • Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.

D. Menentukan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi apa saja yang akan dicari dan perlu didalami melalui penelitian tersebut. Pada hakikatnya tujuan penelitian mencakup beberapa atau salah datu hal berikut ini :

  • Menambah struktur pengetahuan.
  • Mengembangkan metode penelitian.
  • Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan formulasi kebijakan.
  • Mengevaluasi program.
  • Meramalkan perilaku individu ataupun kelompok.
E. Menentukan Kerangka Karangan (Outline)
Di dalam bahasa Indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis. Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.

Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
  • Tesis atau pengungkapan harus jelas.
  • Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
  • Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide jelas.
  • Harus menggunakan simbol yang konsisten.
F. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah.
  • Pemilihan Topik/Masalah Untuk Karya Ilmiah : Pemilihan topik untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan, menentukan topik dan melakukan penelusuran terhadap topik tersebut. Dengan melakukan ketiga cara tersebut maka akan diperoleh rumusan topik atau permasalahan yang jelas dan spesifik.
  • Mengindentifikasi Pembaca Karya Ilmiah: Sebelum Anda memulai menulis, ada baiknya Anda harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan Anda tersebut. Hal ini penting, karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah Anda di dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaian. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spesifik.
  • Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah: Cakupan materi itu sangat ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas dan pengidentifikasi calon pembaca tepat. Jika Anda tidak mengetahui siapa yang akan membaca tulisan Anda, maka otomatis Anda tidak akan bisa menunjukan cakupan materi yang akan dibahas. Akibatnya, akn sulit bagi Anda untuk memilih dan memilih bahan pustaka, data atau informasi yang dibutuhkan pada saat melakukan tahap pengumpulan data atau informasi untuk tulisan.

Sumber: 

Sunday, November 11, 2012

Alinea


1. PENGERTIAN
Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat; berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Meskipun demikian ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat,
penyebabnya:
           a. kurang dikembangkan oleh penulisnya        
           b. sebagai peralihan antara bagian-bagian karangan
           c. dialog dalam narasi diperlakukan sebagai satu alinea

2. TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA      
a.    memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema
b.    memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal

3.  STRUKTUR ALINEA
Alinea terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea, sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama.
a. Ciri kalimat topik:
1) mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
2) merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3) mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
4) dapat dibentuk tanpa kata sambung atau kata transisi.
b. Ciri kalimat penjelas:
1)    sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2)    arti kalimatnya baru jelas setalah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3)    pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kata transisi
4)    isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

4. PERSYARATAN ALINEA
 a. Memiliki kesatuan alinea: dalam satu alinea hanya terdapat satu pokok pikiran
 b. Memiliki kepaduan alinea atau koherensi.  
      Koherensi alinea dapat diciptakan melalui susunan  yang logis dan   
      perkaitan antar kalimat, dengan cara repetisi, kata ganti, dan kata  sambung  atau kata transisi
1) repetisi: Banjir adalah aliran air yang deras di sungai. Banjir disebabkan oleh pendangkalan sungai.
2) kata ganti: Ani dan Tini kuliah di UI. Mereka sering berangkat bersama-sama. 
3) kata transisi: Sidang skripsi Ani akan diadakan min ggu depan. Untuk maksud itu, ia sudah mempersiapkan diri.

5. JENIS ALINEA
a.    Menurut fungsinya dalam karangan:
1)    alinea pembuka:   a) menghantar pokok pembicaraan
                                b) tidak boleh terlalu panjang
                                c) menarik minat dan perhatian pembaca
                                d) menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi karangan
2)    alinea penghubung atau pengembang: mengemukakan inti persoalan
3)    alinea penutup:      a) tidak boleh terlalu panjang
                                 b) berisi simpulan atau cerminan inti uraian


b.    Menurut posisi kalimat topiknya:
1)    alinea deduktif: kalimat topik pada awal alinea

Contoh:
        Samarkand merupakan salah satu kota tertua di dunia. Awalnya, kota itu bernama Maracanda. Pada 329 M, kota itu ditaklikkan Alexander Agung. Dua abad kemudian, Samarkand menjadi bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan Himyar (115 SM-33 M) . Saat itu, kota itu menjadi tempat bertemunya tiga kebudayaan yakni, Barat, Cina , dan Arab. 
                 (Kompas, 2 April 2008, h. 8)

             2) alinea induktif: kalimat topik pada akhir alinea   
                  Contoh:
        Selain kesohor dengan keindahannya, Samarkand pun dikenal sebagai kota yang strategis. Kota legenda itu berada di tengah ‘Bayangan Asia’ yang menghubungkan Jalur Sutra antara Cina dan Barat. Di era kejayaan Islam, Samarkand menjadi pusat studi para ilmuwan. Itulah mengapa, orang-orang Eropa mendaulatnya sebagai ‘Tanah Para Saintis’.   (Ibid.)

             3) alinea deduktif-induktif: kalimat topik pada awal dan akhir alinea.
                 Contoh:
            Keindahan Samarkand yang begitu populer sempat membuat Kaisar Alexander Agung terpikat. Tatkala menginjakkan kakinya untuk  pertama kali di tanah Samarkand, Alexander pun berseru, “Aku telah lama mendengar keindahan kota ini. Namun tak pernah mengira kota ini benar-benar cantik dan megah”.  (Ibid.)

              4) alinea deskriptif dan naratif:  alinea penuh kalimat topik: 
                  Contoh:
                           Samarkand mencapai masa keemasannya di era Islam, ketika Dinasti Timurid (1370-1506 M) berkuasa. Dinasti itu menundukkan Samarkand dari tangan Shah Sultan Muhammad – penguasa dinasti Khawarizmia. Di bawah kepemimpinan Timur Lenk, dua penjelajah terkemuka Marco Poloa dan Ibnu Batutta sudah melihat geliat kemajuan yang dicapai Samarkand. (Ibid.)

        c. Menurut sifat isinya:
1)    alinea persuatif:  jika isi alinea bersifat mempromosikan sesuatu dengan
                  cara  mempengaruhi pembaca
                  Contoh:
                          Meski dari luar terlihat sepi, ternyata di dalam rumah ada aktivitas. Lima orang di dalam rumah itu tengah mengerjakan alih aksara naskah-naskah kuno. Satu orang di depan komputer mengetik naskah yang dibacakan dan dilagukan oleh satu orang di sampingnya. Naskah yang dibaca berhuruf Jawa dan bertembang macapat. Sesuatu yang tidak mudah bagi orang Jawa sekalipun! 
                          (Kompas, 7 November 2007, h. 38)

 2) alinea argumentatif: jika alinea bersifat membahas suatu masalah dengan bukti-bukti 
     Contoh:
                Isi naskah kuno itu mulai dari agama, almanak, babad, bahasa, berita, budaya, gamelan, hukum, keris, primbon, pertanian, dan lain-lain. Untuk pertanian, misalnya, ada naskah tentang menanam kelapa yang berjudul Kawruh Nanem Kalapa Sarta Paidahipun karya Padmasusastra, tahun 1912. Ada juga tentang tata cara menanam padi berikut jenis-jenis padi yang ada. (Ibid. )
                 
 3) alinea naratif: jika isi alinea bersifat menuturkan peristiwa
     Contoh:
                Penyelamatan naskah kuno oleh Yayasan Sastra dilakukan dengan penyelamatan fisik meski dengan cara sederhana, seperti pembersihan dan fumigasi serta perawatan beberapa bagian naskah yang rusak. Penyelamatan dilakukan oleh tenaga kerja sebanyak delapan orang.
               
4) alinea deskripif: jika isi alinea menggambarkan sesuatu
                 Contoh:
                             Masa keemasan kepujanggaan mulai muncul  ketika keraton Surakarta pindah ke Desa Sala yang sekarang menjadi pusat keraton.  Mulai era Paku Buwana VI, kepujanggaan  memasuki masa keemasan. Pada masa itu banyak karya sastra bermunculan, salah satunya yang terkenal dan mendunia adalah Serat Centini. (Ibid.)

5) alinea ekspositoris: jika isi alinea bersifat memaparkan sesuatu
Contoh:
          Dari naskah kuno ini, misalnya, seorang arsitek diharapkan bisa melihat atau menggali informasi arsitektur Jawa. Seorang dokter juga bisa menggali pengetahuan medis lokal. Seorang ahli pertanian bisa menggali budidaya berbagai tanaman dan juga pemanfaatannya. (Ibid.)           


6. PENGEMBANGAN ALINEA
     Pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama, yaitu:
     Pertama, kemampuan merinci  secara maksimal gagasan utama aline ke dalam   
           gagasan-gagasan bawahan.
     Kedua, kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu
          urutan yang teratur.
         
 Gagasan utama biasanya didukung oleh kalimat topik. Posisi kalimat topik dapat pada awal alinea, pada akhir alinea, pada awal dan akhir alinea, atau pun  pada seluruh kalimat pada alinea tersebut.    
           Untuk mengembangkan sebuah alinea, baik untuk merinci gagasan utama, mau pun untuk mengurutkan rincian-rincain itu dengan teratur, dikembangkanlah bermaca-macam metode. Metode pengembangan mana yang dipakai tergantung dari sifat alinea itu.
             Dasar pengembangan alinea dapat terjadi karena adanya hubungan alamiah, yaitu berdasarkan ruang, waktu, dan urutan topik yang ada, maupun berdasarkan hubungan logis.  Metode pengembangan alinea yang berdasar hubungan logis antara lain  dengan metode definisi, metode proses, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum-khusus, klimaks-antiklimaks, dan metode klasifikasi.

  1. Metode Definisi
Contoh:
          Istilah demokrasi  dalam bahasa Indonesai berasal dari dua kata dasar bahasa Latin yaitu demos yang berarti rakyat dan  kratos yang berarti kekuasaan. Jadi, demokrasi berarti kekuasaan oleh rakyat.   

  1. Metode  Proses
Contoh:
         Proses pembuatan gedung Departemen Pertanian adalah sebagai berikut: mula-mula pemerintah menyiapkan lahan untuk gedung tersebut, lalu membuat fondasi, kemudian mulai membuat lantai dasar. Setelah lantai dasar selesai lalu diteruskan dengan membangun lantai dua,  dan kemudian  lantai-lantai  yang lebih atas. Setelah selesai semua lalu diadakan pengecatan seluruh gedungnya.  

 c. Metode Contoh
Contoh      
       Sebagai ungkapan  kebahagiaan dan silaturahim, masyarakat Lampung Barat mewujudkannya dalam  pesta sekura, suatu tradisi budaya khas Lampung, dalam bentuk tarian. Tarian sekura memakai topeng sekura untuk mengekspresikan kebahagiaan atas kemenangan menjalankan ibadah puasa satu bulan lamanya. Itu sebabnya topeng sekura menggambarkan wajah-wajah ceria dan bahagia. Dalam menarikan tarian sekura, para penari diiringai musik dari alat musik kolintang Lampung dan cetik atau gitar klasik Lampung. Irama musiknya rancak dan gembira untuk mengekspresikan kebahagiaan.  (Kompas, 7 Novemeber 2007, h. 40, dengan sedikit perubahan)

      d.. Metode Sebab-Akibat
Contoh
        Hujan turun berhari-hari menyebabkan Jakarta banjir.  Meskipun hujan hanya sebentar saja, itu  sudah dapat menyebabkan Jalan Thamrin tergenang air. Penyebab banjir itu antara lain tidak berfungsinya gorong-gorong sepanjang Jalan Thamrin, karena saluran di gorong-gorong itu dipenuhi sampah. Masyarakat belum tertib ketika membuang sampah. Seharusnya sampah tidak dibuang di sembarang tempat. Bila masyarakat tertib dalam hal membuang sampah, akan turut mengurangi banjir yang melanda Jakarta.

  1. Metode Umum Khusus
Contoh
         Ilmu pengetahuan sekarang berkembang dengan pesatnya. Dengan kemajuan teknologi telah dihasillkan berbagai  peralatan canggih yang dapat mempermudah kehidupan manusia. Semua lapisan masyarakat mendapat keuntungan dari kemajuan hasil teknologi canggih itu, generasi tua, generasi muda, lebih khusus lagi para mahasiswa.
  
  1. Metode klimaks-antiklimaks
Contoh
         Kini Turki sedang gelisah. Itulah sikap Turki yang tampaknya sudah ditangkap oleh pimpinan Irak maupun Kurdi Irak. Menteri Luar Negeri Irak yang berasal dari Kurdi Irak, Hosyar Zebari, berkomentar di  harian Asharg al Aswat, Hosyar menuduh gelagat Turki saat ini tidak hanya sebatas perlawanan PKK (Partai Pekerja Kurdi). Lebih jauh dari masalah itu, Turki berusaha mencegah berdirinya negara Kurdi di Irak. Dalam konteks itu, sangat bisa dipahami mengapa Irak dan Suriah bergegas mendukung sikap Turki saat ini. Alhasil, bangsa Kurdi sepanjang sejarahnya memang terus menjadi korban geopolitik dan pertarungan  kepentingan-kepentingan kekuatan regioanal serta internasioanal yang berlanjut hingga saat ini. Namun, kini, sejarah mulai berpihak dan tak tertutup kemungkinan berdirinya negara Kurdi. (Kompas, 7 November 2008, h. 33, dengan sedikit perubahan)

  1. Metode Klasifikasi
Contoh
    Sejak tahun 1919, oleh tiga orang bersaudara sepupu di Jawa Timur telah dilakukan upaya memunculkan gagasan negara sekuler. Ketika itu, tiga orang bersaudara sepupu itu telah melakukan dialog antar ajaran kesantrian dan semaangat kebangsaan dan nasioanlisme itu. HOS Tjokroaminoto dan dua saudara sepupunya, yaitu KH M. Hasyim As’yari dan KH  A. Wahab Chasbullah, melaksanakan dialog itu disertai Soekarno, belakang hari disebut Bung Karno. Sukarno adalah menantu HOS Tjokroaminoto, yang menjadi tokoh nasionalis di antara mereka berempat. Pada tahun 1926, lahirlah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai wadah untuk melakukan dialog tersebut. Tetapi, perlu diberikan kejelasan mengenai istilah santri yang digunakan dalam artikel ini, yaitu mereka yang mempercayai dan mengamalkan hukum Islam (fiqh) yang dibedakan dari kaum abangan (mungkin dari kata ‘aba-an’ yang berarti menolak pelaksanaan syariah secara penuh), walaupun mereka percaya pada kebenaran Islam, yang diwakili juga oleh kata kejawen (agama orang Jawa). Sebenarnya, secara memudahkan orang-orang kejawen dapat dianggap pengikut sebuah aliran tasawuf, yaitu bersamaan ajarannya dengan Wihdat Al-Wujud / Al Syuhud dari Ibn Al-‘Araby. Dalam bahasa Jawa, dinamai Manunggaling Kawulo lan  Gusti.
 (Kolom Gus Dur, Seputar Indonesia, 4 April 2008, h. 2).  

sumber: pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../99009-8-555911592468.doc

Tuesday, October 16, 2012

Tumit Kering dan Kasar


Banyak aktifitas yang membuat kita banyak bergerak, akan mengakibatkan tumit kita menjadi kasar akibat tekanan yang terus-menerus dan gesekan sepatu yang terlalu lama. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah tumit kasar yaitu, dengan mebersihkan kaki terlebih dahulu dengan cara rendam kaki  selama 5 menit dengan air hangat lalu teteskan  sedikit sabun atau detol, kemudian gosok-gosok bagian tumit kaki dengan menggunakan batu apung atau alat scrub untuk tumit kaki.

Kemudian keringkan kaki lalu oleskan dengan cream foot atau pelembap. meskipun langsung terasa hasilnya, cara ini jangan di lakukan jangan terlalu sering, karena dapat mengikis kulit dan tidak mengatasi masalah tumit kasar secara permanen.

Jangan lupa menggunakan krim khusus untuk tumit pecah-pecah, yang mengandung moisturizer yang tinggi. Agar dapat mengembalikan kelembapan kulit kita. Oleskan sebelum tidur, lalu tutup kaki kita dengan menggunakan kaos kaki agar kelembapannya tetap terjaga. Lakukan setiap hari secara rutin agar tumit kaki tidak kering dan pecah-pecah.

DIKSI


Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks sosial adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

Diksi terdiri dari delapan elemen: FonemSilabelKonjungsiHubunganKata bendaKata kerjaInfleksi, dan Uterans.

Macam-macam Diksi:

Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. 
Contoh: 

  • bohong = dusta
  • bertemu = berjumpa
  • buruk = jelek
  • bunga = kembang
  • mati = wafat
  • aku = saya
  • melihat = melirik
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
  • keras = lembek
  • naik = turun
  • kaya = miskin
  • atas = bawah
  • mahal = murah
  • lebar = sempit
  • rajin = malas
  • panjang = pendek
  • pintar = bodoh
Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
  • Budi masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Susi. (darah = kesaudaraan)
  • Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik. (darah = yang berada dalam tubuh)
Perhatikan kata darah pada kalimat pertama berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat kedua berarti zat merah dalam tubuh kita (makna denotasi).

Homonim suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Seperti: hak pada hak asasi manusia, dan hak pada hak sepatu.

Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misal: rudal untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga). Perihal akronim dalam perspektif ilmu bahasa dan aplikasinya dalam teknologi informasi telah dijelaskan oleh Zahariev.

Homograf  adalah kata yang sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya. Dalam bahasa Indonesia, contoh homograf antara lain adalah "teras" yang dapat bermakna inti kayu atau bagian rumah, dan "apel", yang dapat bermakna buah atau kumpul.

Homofon  adalah kata yang diucapkan sama dengan kata lain tetapi berbeda dari segi maksud. Perkataan-perkataan yang homofon mungkin dieja dengan serupa atau berbeda; "buku" (bahan bacaan) dan "buku" (bagian di antara dua ruas); "massa" (dalam perkataan media massa) dan "masa" (waktu). Perkataan-perkataan ini adalah serupa dari segi sebutan tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau merujuk kepada perkara yang tidak sama. Homofon merupakan sejenis homonim, meskipun kadang-kala homonim digunakan untuk merujuk hanya kepada homofon yang mempunyai ejaan yang sama tetapi arti yang berlainan. Istilah ini juga digunakan untuk unit-unit yang lebih singkat daripada perkataan, seperti huruf atau beberapa huruf yang disebut sama dengan huruf lain atau kumpulan huruf yang lain.
Homofon adalah istilah yang berlawanan dengan homograf.



Thursday, October 4, 2012

Curicullum Vitae (CV)



RIWAYAT HIDUP


Nama                                : Olia Oktaviani
Tempat, tanggal lahir          : Jakarta, 22 Oktober 1992
Jenis Kelamin                    : Perempuan
Alamat                              : Jl. Radio Dalam no 01 RT 10 RW 25, Jakarta
No. Telepon                      : 085123456789
Agama                              : Islam
Status Kewarganegaraan   : WNI
Status Perkawinan             : Belum Kawin
Email                                 : Olia_cute@ymail.com
Riwayat Pendidikan         :
·         Pendidikan Formal :
  •   Tahun 19972004                 : SD Negeri 5 Tlajung, Gunung Putri
  •  Tahun 20042007              : SMP Negeri 1 Cileungsi, Cileungsi
  •  Tahun 20072010                 : SMA Plus PGRI Cibinong, Cibinong
  •  Tahun 2011 – sekarang            : Universitas Gunadarma, Depok
·         Pendidikan Non Formal    :
  •  Tahun 20082010                 : D’color Act and Shoot
  •  Tahun 2009 2010                 : Nurul Fikri, Cibinong
  •  Tahun 2012­ sekarang           : English First Cibubur
Pengalaman kerja :
·         Tahun 2009 2011                       : D’color Management
·         Tahun 2010 – Sekarang                : NC Management
·         Tahun 2010                                  : SPG Nestle

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar – benarnya,

 Cibinong, 04 October 2012


  Olia Oktaviani