Pages

Saturday, April 6, 2013

Manusia dan Keindahan


Keindahan 
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan  kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang  sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak  mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal,  artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan,  selera mode, kedaerahan atau lokal.

Apakah keindahan Itu ?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang  berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan  berkomunikasi  Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu  kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk
pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty”  (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan  filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu  terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni

  1. keindahan dalam arti luas 
  2. keindahan dalam arti estetis murni 
  3. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan 
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa  Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan.

  • Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah,
  • Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
  • Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. 

Orang Yunani  dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adapt kebiasaan yang  indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang  disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia  untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluasluasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan  keindahan intelektual.

Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari  seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.  Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya  menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa  keindahan dari bentuk dan warna.

Nilai estetik. 
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa  pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai  estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas  dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya  itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai  terbukti ketakbenarannya.

Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai  obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai  kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan
nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai  yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari  benda yang bersangkutan, atu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan
benda itu sendiri.

Sebagai contoh :  Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak, irama, itu
disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada  pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian damarwulan  Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang ingin disampaikan  oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.


Apa sebab manusia menciptakan keindahan ? 

  1. Tata nilai yang telah usang 
  2. Kemerosotan zaman 
  3. Penderitaan Manusia 
  4. Keagungan Tuhan 
  5. Renungan 

Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau  memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.  Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori  pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.


Teori Pengungkapan. 
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah  suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh  teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang  menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian  pengungkapan itu berwujud pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.

Pengalamam estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran  angan-angan. Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa  kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan  perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami  perasaan yang sama.

Teori Metafisik 
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang  tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato  mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan  metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi  sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang  merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat  manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi

Teori Psikologis

Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan  metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan  bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah  sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.

Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller  (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni  adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri  seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap
kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi  yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.



0 comments:

Post a Comment